Latar Belakang
Jimly School of Law and Government adalah nama yang diberikan untuk lembaga ini dengan didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut.
Jimly mengacu pada nama Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., seorang figur publik yang dikenal luas sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) yang pertama (2003-2008) dalam sejarah Indonesia dan salah seorang pakar hukum tata negara terkemuka di Indonesia. Selama kepemimpinannya di MKRI, Jimly Asshiddiqie diakui secara nasional dan internasional berhasil membangun MKRI menjadi lembaga peradilan konstitusi yang modern, terpercaya, dan berwibawa. Ia telah menorehkan catatan bersejarah dalam ikhtiar kolektif bangsa Indonesia untuk menegakkan konstitusi dalam rangka mewujudkan negara hukum dan demokrasi konstitusional. Melalui pengabdian dan sumbangsihnya bersama berbagai komponen lain, ia bekerja keras memasyarakatkan dan mengawal konstitusi agar menjadi konstitusi yang hidup (the living constitution) baik dalam penyelenggaraan negara maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
School mencerminkan lembaga ini berbasiskan pada ilmu pengetahuan dan dikelola oleh tim yang mencintai ilmu pengetahuan. Lembaga ini mengusung semangat mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui berbagai program dan aktivitas pendidikan untuk kepentingan para penyelenggara negara maupun masyarakat luas. Penggunaan nama School ini juga didasarkan pada pertimbangan bahwa Jimly Asshiddiqie adalah seorang akademisi yang telah bertahun-tahun mengabdikan karirnya sebagai pengajar dan pendidik di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan berbagai perguruan tinggi lain. Pendapat dan nasihatnya sering dirujuk oleh para pembuat kebijakan di negeri ini. Karya-karyanya selalu menjadi rujukan oleh para penstudi hukum tata negara Indonesia sehingga diakui sebagai bagian aliran pemikiran (school of thought) penting dalam khasanah keilmuan hukum tata negara.
Law and Government merefleksikan fokus lembaga ini pada bidang hukum dan pemerintahan dalam pengertian yang luas. Hukum dan pemerintahan adalah pilar penting dan faktor penentu keberhasilan atau kegagalan mewujudkan tujuan bernegara dan cita-cita kemerdekaan. Potret buram hukum akhir-akhir ini meniscayakan perlunya upaya sungguh-sungguh untuk membuatnya menjadi lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat dan semangat zaman (zeitgeist). Ini menunjukkan perlu ada lembaga pendidikan yang secara khusus dan profesional memberikan pencerahan di bidang hukum dan pemerintahan.
Pengetahuan, pengalaman, dan pergaulan luas yang dimiliki oleh Jimly Asshiddiqie merupakan modal sosial (social capital) berharga untuk mewujudkan berdirinya lembaga tersebut. Sebagai tokoh nasional yang dikenal memiliki visi kebangsaan dan kenegaraan serta ide-ide pembaharuan, kontribusi Jimly Asshiddiqie tentu bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Atas saran, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak, kemudian didirikanlah lembaga Jimly School of Law and Government (JSLG).